Berjalan
lalu berlari dengan sedikit menepi hingga akhirnya mencapai tujuan,-
Apa
tujuannya? Apa yang ingin digapai? Kenapa? Kenapa tujuannya itu?
Tidakkah
manusia terlalu serakah karena keinginannya?
Keinginan
yang diselimuti kemanusiaan hingga pada akhirnya terlihat manusiawi, tapi
sebenarnya kita lupa bahwa itu hanyalah kesenangan duniawi.
Terlalu
memikirkan martabat,
Harga
diri selalu menjadi alasan,
Sakit
hati menjadi pijakan untuk melangkah
Salahkah
jika kita tak menampakan tujuan? Cukup mengalir, mengikuti arus.
Mungkin
perlu ditambah pembatas, agar tetap mengalir dalam kebenaran.
Tapi
hal sederhana itu tampak rumit, ambisi kita terkadang mengambilalih kendali
Entah
bagaimana seharusnya kita meraih mimpi,
Tekanan
ambisi membuatnya terasa sulit, takut melangkah, dan terlalu memikirkan mata
dan mulut orang lain.
Banyak
orang lupa, apa tujuan mereka diciptakan
Mereka
lupa, bahwa manusia hanyalah makhluk kecil dengan sedikit ‘akal’ sebagai hadiah
dari Tuhan
Manusia
terlalu congkak dengan sedikit kesenangan yang diberikan Tuhan
Sadarilah,
orang yang berhasil menjadi manusia tak perlu memiliki tahta tinggi, harta
berlimpah, dan sanjungan dari kanan kiri
Cukup
jadilah manusia ber-Tuhan yang bisa memanusiakan, jangan terlalu sibuk
memikirkan keserakahan yang diselimuti kebaikan.
Diksi ini memang payah, tapi ini perihal
rasa, dan aturan tak berlaku untuk pengungkapan rasa.
Dari
aku, manusia yang belum bisa berdamai dengan diri sendiri.
April 5th, 2020
Komentar
Posting Komentar